Mengenai Saya

Foto saya
Hai sobat-sobat terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Selamat bergabung dalam Blog Catatan Khotbah Kristen, Catatan Kesaksian Harian dan Catatan Sekolah Minggu. Kami juga mengundang Saudara/i untuk tergabung dalam Facebook Diberkati N Memberkati (Sebuah forum untuk kita saling berbagi berkat, kesaksian, pengalaman dalam Tuhan Yesus, menguatkan & dikuatkan satu sama lain, semua untuk kemuliaan-NYA). Tuhan Yesus Memberkati dan Mengasihi Saudara/i :) Bagi Saudara/i yang rindu untuk menghubungi kami, baik untuk memberikan kesaksian/ memerlukan dukungan Doa, silahkan e-mail ke: diberkatinmemberkati@gmail.com - (Jesus Christ is my All in All... He is Real... He Loves Us So Much.... Yohanes 14 : 6, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Tuhan Yesus Kristus) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal).

Kamis, 26 September 2013

Kesaksian - Tuhan Yesus Bersamaku Ketika Suamiku Dipanggil Tuhan


Shalom,

Saya ingin membagikan kesaksian saya dimana dua bulan sudah suami yang saya kasihi dipanggil pulang oleh Bapa di surga yaitu tepatnya pada tanggal 26 Juli 2013.

Hanya oleh kekuatan yang dari Tuhan saja saya mampu bertahan karena suami saya meninggal mendadak dan tidak ada keluhan sakit.

Pada hari Selasa tanggal 23 Juli 2013 kami malamnya masih datang ke Doa Pengerja  suami saya masih segar bugar. Pada hari Rabu pagi (suami saya biasa berdoa jam 03.30 WIB tiap harinya), ketika beliau sedang berdoa lebih kurang ½ jam dan saya juga berdoa, tiba-tiba suami saya mengeluh kepalanya sakit sambil naik ke ranjang tapi beliau tetap berdoa terus lalu beliau minta saya ambil jarum dan suruh tusukkan ke jari-jari kaki dan tangannya. Saya tusukkan peniti (karena tidak ada jarum) ke jari kaki dan tangannya tapi beliau sempat muntah-muntah.

Luar biasanya suami saya tetap menyembah Tuhan dan beliau berdoa seperti ini, “Tuhan berikan saya kesempatan kedua untuk melayani Tuhan lebih sungguh lagi”, “Tuhan ampuni dosa-dosa saya dan saya serahkan hidup saya kepadaMu”. Setelah itu beliau menyembah Tuhan dan saya juga nyanyikan pujian ada kuasa dalam darahNya dan kumenang-kumenang.

Setelah beberapa saat  suami saya berkata, “Ma papa minta maaf ya” dan saya juga katakan kepadanya “Mama juga minta maaf pa…” setelah itu suami saya tidak sadar dan singkat cerita ketika saya bawa ke Rumah Sakit ternyata pembuluh darahnya pecah di batang otak sehingga menghambat oksigen masuk dan ini yang membuat beliau tidak sadarkan diri sampai meninggalnya.

Suami saya sempat masuk ruang ICU dan pada hari Kamis tanggal 25 Juli 2013 saya berdoa jam 03.00 WIB. Pada saat saya menyembah Tuhan, tiba-tiba Tuhan Yesus ingatkan saya untuk cari mengenai Anak Yairus yang sudah mati dan dibangkitkan, saya cari dan baca di Markus 5 ayat 35, ketika saya baca di ayat 36, itu seperti Tuhan Yesus sendiri yang bicara pada saya “Jangan takut, percaya saja”. Saya seperti dapat kekuatan baru karena Tuhan Yesus ada bersama saya.

Pada Jumat pagi saya dipanggil Dokter jaga dan beliau bilang kalau kondisi suami saya kritis. Di hadapan Dokter saya berdoa dan saya minta mujizat terjadi tetapi akhirnya saya menyerah saya bilang : “Tuhan Yesus kalau Engkau mau panggil suami saya berikan saya kekuatan, jangan biarkan saya sendirian karena saya ngga mampu Tuhan…”. Setelah saya selesai doa, Dokter katakan suami saya sudah pergi. Disitu hati saya hancur karena saya dipisahkan dengan orang yang saya kasihi. Seperti ada yang hilang dalam diri saya.

Tetapi ajaibnya setelah itu seperti ada kekuatan yang luarbiasa yang belum pernah saya rasakan, ada damai sejahtera di hati saya dan memang benar pada waktu di Rumah Duka pada saat teman-teman saya melayat, saya tidak menangis tapi saya bersaksi ke mereka kalau suami saya meninggal lagi berdoa dan beliau sudah serahkan hidupnya pada Tuhan juga kami sudah saling meminta maaf dan saya yakin suami saya sekarang bersama Tuhan Yesus karena imannya sedang berapi-api. 

Saudara-saudara, sebelumnya sudah hampir satu tahun Tuhan bawa saya untuk terbeban kepada orang-orang yang terhilang dengan cara memberikan mereka kesaksian mengenai Sorga dan Neraka dan banyak yang diberkati tetapi iblis tidak tinggal diam. Pada saat saya lebih sering masuk ke menara doa dan membagi-bagikan email atau photo copy kesaksian Sorga dan Neraka ada yang terjadi dalam hidup saya.


Pertama, hp saya dicuri diangkot yang selama 10 thn lebih saya jalani. Saya coba sms dan saya katakan kalau dia harus bertobat dan terima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat karena kalau tidak dia akan masuk neraka. Pencopet itu balas sms katanya dia terpaksa melakukan itu, lalu saya bilang kalau dia tidak mau bertobat dia akan ingat kata-kata saya ketika dia ada di neraka. Pada malamnya saya jatuh didepan rumah saya dengan kepala terbentur lalu kepala saya benjol seperti kelereng, saya berdoa saya minta kesembuhan dari Tuhan dan ajaibnya benjolan itu kempes tidak menunggu lama.

Kedua, ada teman kantor saya yang mau menikah, lalu saya  pergi ke salon. Ketika saya cuci rambut dompet saya dicuri. Saya belum pernah mendengar kalau di salon ada pencuri, kalau di angkutan umum iya tapi itulah yang terjadi.

Ketiga, dua minggu kemudian suami saya katakan kalau malam itu beliau sesak nafas dan hampir meninggal dan katanya kalau sampai beliau meninggal pasti beliau masuk surga karena paginya saya akan melihat beliau doa dengan posisi berlutut.

Tidak lama setelah kejadian itu mamanya teman saya masuk rumah sakit dengan kondisi parah yaitu kena stroke, pembengkakan jantung serta ada tumor di rahim. Nah saya bilang temen saya supaya mamanya lebih dekat lagi sama Tuhan, adakan pemberesan dan minta ampun sama Tuhan, sekiranya Tuhan kasih mujizat itu luar biasa tapi kalaupun Tuhan panggil tidak apa-apa karena kita sudah tau mamanya ada bersama Tuhan Yesus. (Sekarang ini mama temen saya sudah disembuhkan Tuhan dgn mujizatNya dan mamanya lebih dekat lagi dengan Tuhan).

Dua minggu kemudian suami saya Tuhan panggil dan Tuhan sungguh menguatkan saya karena saya ingat kesaksian saya ke teman kalau Tuhan panggil tidak apa-apa karena kita sudah tau dia ada dimana…Sekarang itu terjadi dengan saya, iblis mau liat reaksi saya apa saya ngomong sesuai dengan yang saya saksikan ke orang atau saya akan hancur…Puji Tuhan memang Tuhan bilang “Jangan takut percaya saja Aku ada bersamamu” itu benar-benar Dia buktikan. Tuhan Yesus ada bersama saya melewati semuanya.

Sekarang ini saya lebih menggebu-gebu datang kepada Tuhan mencari hadiratNya lewat doa, pujian dan penyembahan karena saya tahu kedatangan Tuhan Yesus tidak akan lama lagi dan saya mau mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus dengan cara membagi-bagikan kesaksian apa yang sudah saya alami yang intinya bahwa kita harus sungguh-sungguh ikut Tuhan karena kita tidak tahu kapan Tuhan menjemput kita dan juga kesaksian mengenai Surga dan Neraka kepada orang-orang khususnya mereka yang lama sudah terhilang sehingga ketika mereka membaca kesaksian itu mereka kembali kepada Tuhan.

Saya tahu ketika kita mau bawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan maka iblis tidak akan suka, dia akan berusaha menghalangi apa yang kita lakukan tapi percayalah kita akan menang karena ada Tuhan Yesus dan malaikat-malaikatNya yang membela kita.

Inilah kesaksian saya semoga menjadi berkat buat kita semua, biarlah segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus saja. Amin. 

Tuhan Yesus memberkati.

Kesaksian Oleh : Ibu Tjing Mey (tjingmey@gmail.com)
Dipublikasikan : 26 September 2013

Jumat, 13 September 2013

Alasan Untuk Bersyukur


Alasan Untuk Bersyukur

Bukan keharusan ketika keinginanku terwujud baru aku dapat bersyukur

Bukan alasan ketika ku datang ke Hadirat Tuhan menaikkan lagu-lagu ucapan syukur agar keinginan hatiku dikabulkan Tuhan

Namun...

Ku bersyukur dari hatiku yang terdalam karena 
Engkaulah Yesus Tuhanku

Ku bersyukur karena Engkau telah menciptakanku dan memberiku 
kesempatan untuk lahir ke dunia ini

Ku bersyukur untuk setiap hal yang boleh kunikmati selama hidupku

Ku bersyukur kalau aku boleh ada sebagaimana aku ada saat ini

Ku bersyukur untuk setiap kejadian yang terjadi dalam hidupku, semua mendatangkan kebaikan bagiku

Terlebih lagi ku bersyukur, karena Engkau telah memilihku dari semula

KasihMu besar, Kau rentangkan tanganMu di kayu salib sebagai bukti kasih setia pengorbananMu untuk menebusku dari dosa

Ku bersyukur Kau telah selamatkan hidupku

Ku bersyukur untuk Anugerah Hidup Kekal yang telah Kau sediakan

Ku bersyukur atas segala kebaikanMu yang tak dapat ku hitung dan ucapkan satu per satu

Kau Tuhan yang mengenal kerinduan hatiku, kuserahkan semua kepadaMu Tuhan

Tidak akan ku memaksa Engkau untuk melakukan apa yang ku mau, 

Hanya apabila Engkau berkenan ya Tuhan mengabulkan permohonanku, aku siap untuk menerima tanggung jawab yang baru dari-Mu

Ku bersyukur selalu kepadaMu, 
Bapaku yang Baik, Tuhan Yesus.

Lord Jesus, I Love You Lord

(www.catatankesaksianharian.blogspot.com)

Ucapkan Syukur kepada Tuhan untuk apa yang ada padamu,
dan Percayakan kepada Tuhan kebutuhanmu

Rabu, 29 Mei 2013

Kado untuk Samuel | Oleh: Dewa Klasik Alexander


Kado untuk Samuel

Oleh: Dewa Klasik Alexander | 06 December 2010 | 00:01 WIB

“Mengasihi artinya berbagi kebahagiaan dan berkorban demi kebahagiaan orang yang kita kasihi”
Dewa Klasik Alexander
( @Dewa_Klasik )

“Aku menemukan sisi lain dari keindahan dunia ini saat mengenalmu dan ketika aku kehilangan dirimu, engkau menjadi inspirasi bagiku.”
Dewa Klasik Alexander
(  @MotivatorSuper )

Aku meneguk sisa es teh tawar yang masih tersisa di gelasku. Ketika aku masih menikmatinya ekor mataku menangkap sosok anak laki-laki yang memperhatikanku. Matanya menatapku. Sebuah tatapan yang menusuk ke dalam hatiku. Tatapan yang penuh iba. Aku meletakkan gelas yang hanya menyisakan es batu yang masih membeku.
“Bu, anak kecil yang duduk di pinggir jalan itu siapa ya?” tanyaku penasaran kepada pemilik warung sambil memandang anak laki-laki tersebut.
“Ow… Duh, kasihan tuh anak, bang!”
“Kasihan kenapa, bu?”
“Sudah seminggu bapanya meninggal gara-gara sakit. Ibunya sih meninggal pas melahirkan dia. Dia ngga punya keluarga lagi. Sekarang sih dia tidur di mana saja karena di usir dari kontrakan.”
“Begitu ya, bu!”
Selesai membayar es teh tawar yang aku pesan. Aku menghampiri anak laki-laki yang hanya mengenakan pakaian kumal tanpa alas kaki. Entah sudah berapa lama dia tidak mengganti pakaiannya.
Semakin aku mendekatinya semakin jelas kelihatan kalau tubuhnya tidak terurus. Dia terus menatapku sampai aku duduk di sampingnya.
“Nama kamu siapa dek?” tanyaku dengan nada bersahabat sambil mengukir sebuah senyuman.
“Aku lapar, kak!” ucapnya sambil memegang perutnya.
Aku mencoba mengingat uang yang masih tersisa di saku dan dompetku. Hanya ada selembar sepuluh ribuan dan dua koin lima ratus.
“Nanti kakak belikan kamu makanan. Tapi nama kamu siapa?” Sekali lagi aku menanyakan namanya.
“Benar kak? Serius? Kakak ngga bohongkan?”
“Iya. Ngapain bohong? Tapi nama kamu siapa?”
Aku melihat senyuman manisnya yang memancarkan barisan giginya yang tersusun rapi tapi berwarna kuning karena tidak pernah disikat.
“Namaku Samuel Lie. Dipanggilnya Samuel. Kalau kakak?”
“Bumi Dinasty, panggil saja kak Bumi!”
Dia mengulurkan tangannya lalu kusambut. Sebuah jabatan salam perkenalan yang hangat. Terasa kalau tangannya penuh dengan debu ketika tanganku bersentuhan dengan tangan munggilnya. Kukunya yang panjang menyembunyikan daki berwarna hitam di setiap kuku jarinya.
“Yuk, kita makan.”
“Di mana kak?”
“Tuh ada warteg!” ucapku sambil menunjuk sebuah warteg.
Dengan langkah semangat Samuel memegang tanganku dan menuntunku ke warteg tersebut. Wajah murungnya berubah menjadi ceria.
Aku hanya memandangnya dengan mata yang hampir copot. Lahap sekali anak ini makan. Kurang dari lima menit, makanan yang aku pesan sudah tidak tersisa lagi. Sampai menjilat jarinya segala.
“Terima kasih ya, kak!” ucapnya dengan malu-malu.
“Sama-sama,” balasku terharu meski aku tahu jatah makan malamku sudah tidak ada lagi.
*****

Aku manatap Samuel yang tidur terlelap yang hanya beralaskan koran dan tumpukan baju di kosku yang hanya berukuran 2×1,5 meter. Masih terngiang pembicaraan antara aku dengan Samuel sebelum dia terlelap.
“Aku panggil kakak dengan sebutan Ko Bumi ya?”
Aku menatapnya dengan keheranan di antara terang yang dipancarkan lilin kecil. Anehkan? Kos yang aku tinggali hanya seratus ribu sebulan. Tanpa listrik dan tanpa kamar mandi. Jadi kalau mau mandi harus ke WC umum. Itu pun harus bayar. Suara kereta api yang lewat persis di depan kosku sudah menjadi musik tersendiri bagiku. Kata orang ada harga, ada mutu. Seperti itulah gambaran kos di pinggiran rel kereta api.
“Dulu aku punya koko.”
“Terus koko kamu di mana sekarang?”
Hening. Sunyi. Bisu.
“Koko… Koko meninggal karena sakit sama seperti papa. Namanya Ko Daniel.”
Kembali kesunyian mencekam.
“Ngga apa-apakan kalau aku manggil kakak dengan panggilan Ko Bumi?”
Aku berusaha untuk tersenyum, “panggil saja Ko Bumi.”
“Oklah kalau begitu.”
Aku tertawa dengan tingkah lakunya yang masih polos.
Karena lelah Samuel langsung tidur terlelap. Sementara aku berusaha menutup mataku diantara suara perutku yang berbunyi karena kelaparan.

*****

“Koko pengen punya toko sendiri,” celotehku ketika mengajaknya ke tempatku bekerja. “Ngga perlu besar, yang penting milik sendiri.”
“Kenapa ngga jadi koki saja?”
“Koki?”
“Iya. Bisa makan sepuasnya. Kita makan ya ko?”
“Kamu lapar?”
“Lapar setengah mati.”
“Tapi uang koko tinggal seribu rupiah. Cuma bisa beli gorengan.”
Samuel hanya menatapku.
“Kamu disini ya, koko beliin kamu gorengan dulu.”
“Iya ko.”
Aku berlari untuk membeli dua potong pisang goreng. Begitu kembali, mata Samuel berbinar-binar ketika menerima dua potong pisang goreng.
“Ini untuk aku dan ini untuk koko,” ucapnya sambil menyerahkan sepotong pisang goreng.
“Untuk kamu saja ya!”
“Ngga mau! Koko kan belum makan apa-apa dari semalam?”
Dengan berat hati aku memakannya juga.
Setelah itu aku langsung melakukan tugasku ketika tiba di toko. Membuka toko, lalu membersihkannya, melayani pembeli dan kemudian menutupnya. Gajinya sih cukup untuk bayar kos, makan, kebutuhan sehari-hari dan biaya transportasi. Tapi beruntung Ko Willy, si empunya toko berbaik hati mengizinkan aku memakai komputernya untuk jualan online. Aku menjual tas yang ada di toko Ko Willy di blogku yang kuberi BumiDinasty.com . Keuntungannya memang sedikit. Tapi aku percaya, setia dalam hal yang kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal yang lebih besar lagi.
“Nanti kalau ada yang beli tas sama koko, nanti koko traktir kamu di KFC.”
“Wow! Samuel doain semoga laku. AMIN”
Aku hanya tersenyum. Apa lagi melihat tubuhnya sudah bersih. Meski baju yang dikenakannya kebesaran.

Aku belum bisa membelikan Samuel baju sehinga mau ngga mau dia harus memakai pakaianku.

*****
“Kamu sikat gigi pakai garam ya?”
Samuel menatapku dengan kebingungan.
“Pasta giginya habis. Koko belum bisa beli.”
“Ow…”
“Begini caranya…” ucapku lalu mengambil garam dengan telunjuk tanganku dan menggosokkannya ke gigiku.
“Asin ko!”
Aku tersenyum meski hatiku perih.
“Yah iyalah masa manis.”

*****

“Badanmu panas,” keluhku bingung ketika tanpa sengaja menyentuh tubuhnya. “Kamu sakit ya?”

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut munggil Samuel yang merah. Dahinya berkerut dan bibirnya mendesah menahan sakit.
Sementara di luar kos, gerimis mulai turun.
Tubuh Samuel kedinginan. Tidak ada jaket atau selimut. Aku berusaha menghangatkan tubuhnya dengan menempelkan beberapa baju ke seluruh tubuhnya.
“Kita ke dokter ya?” usulku, meski aku sendiri tidak yakin mendapat pertolongan tanpa uang yang cukup. Orang miskin dilarang sakit! Kalau berobat harus pinjam sana-sini buat biaya berobat. Setelah sembuh kerja keras lagi buat bayar hutang.
Aku semakin bingung ketika Samuel tidak menjawab. Dia hanya mengerang dengan mata tertutup rapat.

Aku menggendong tubuh Samuel dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Entah kenapa aku takut kehilangan Samuel. Meski baru dua minggu mengenalnya. Rasanya seperti terjalin ikatan batin yang kuat diantara kami.

Sehari tanpa ocehan Samuel rasanya ada yang aneh. Pertanyaan-pertanyaan sering terlontar dari mulutnya hingga kadang aku kewalahan menjawabnya.
“Woi, mau ke mana loe?” sergah satpam rumah sakit ketika melihatku. “Enak saja main masuk!”
“Adik saya sakit, pak?”
Satpam tersebut memandangku dan Samuel berkali-kali. Mungkin dia bingung, aku yang pribumi memiliki adik yang keturunan Tionghoa.
“Bawa saja ke rumah sakit lain. Di sini bayarnya mahal. Ngga terima pasien kayak begini!”
Ya Tuhan? Apa rumah sakit ini hanya menerima pasien yang menaiki mobil mewah yang bisa di rawat di sini? Sementara orang miskin sepertiku tidak diterima?
Ketika satpam tersebut mengarahkan mobil mewah untuk mendapatkan parkir aku langsung menerobos masuk. Aku tetap nekat untuk masuk. Apa pun akan aku lakukan untuk Samuel. Satpam tersebut hanya pasrah dengan sikapku. Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang melihatku basah kuyup tanpa alas kaki. Sandal nyang kupakai tadi putus. Mungkin sudah waktunya untuk diganti.
Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang memandangku. Dinginnya AC menusuk hingga tulang sum-sumku.

*****

Empat hari kemudian.
“Hemofilia?” tanyaku kaget.
“Penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromoson X,” ucap dokter muda yang cantik perawakannya memberiku penjelasan.
Aku menggagumi kecantikannya.
“Tapi selama ini tidak ada keanehan yang saya temui, seperti pendarahan yang terus menerus atau terjadi benturan pada tubuhnya yang mengakibatkan kebiru-biruan. Kalau boleh tahu, Samuel mengidap hemofilia A atau Hemofilia B, dok?”
“Begitu ya? Hemofilia B.”
Aku terdiam.
“Tidak hanya itu, hasil pemeriksaan menyatakan kalau dia juga positif HIV.”
Aku berdiri seperti patung. Samuel yang masih berumur enam tahun mengidap HIV? Ayah atau ibunyakah yang menularkan? Atau karena dia pernah menjalani transfusi darah dan ternyata Human Immunodeficiency Virus lolos dalam transfusi darah yang dijalanninya.
Kini aku tahu, kenapa tidak ada satu pun keluarganya yang mau menampungnya yang sebatang kara. Mungkin ayahnya meninggal karena HIV juga. Entahlah.
Aku menatap wajah pucat Samuel yang terbaring lemah dengan infus yang terpasang ditubuhnya. Selama Samuel di rawat tidak ada satu pun kata keluh kesah yang keluar dari mulutnya.

Masih jelas tergambar di memoriku pembicaraan kami berdua ketika mengajaknya makan di KFC di salah satu mal di bilangan Jakarta Barat.
“Samuel pengen kado natal!” Ungkap Samuel tiba-tiba begitu melihat nuansa natal yang menghiasi setiap penjuru mal.
“Mau kado apa?”
“Cuma pengen boneka Tazmania.”
“Nanti koko belikan kalau koko sudah punya duit. Beberapa harri ini belum ada tas yang laku. Nanti koko belikan boneka Tazmania yang gede.”
“Yang kecil juga ngga apa-apa kok.”
“Tapi jangan lupa berdoa ya.”
“So, pasti!”
Malamnya sebelum beranjak tidur, kembali dia mengutarakan keinginannya.
“Koko pasti belikan buat kamu. Berharap sebelum natal banyak tas yang laku.”
“Amin!” teriaknya memecah kesunyian malam.
Hatiku miris, seharian aku dan Samuel hanya minum air kran. Tidak ada duit yang tersisa.
“Maafkan koko, Samuel,” bisikku dalam hati sambil mengusap kepalanya.
Menit berikutnya.
Dia mengajakku berdoa. Biasanya aku yang mengajaknya.
“Tuhan… Berkati Ko Bumi ya. Berkati pekerjaannya dan usaha on…”
“Online.” timpalku yang mengetahuinya kesulitan menyebut kata tersebut.
“Usaha onlinenya. Berkati juga bloknya.”
Aku tersenyum ketika dia menyebut kata blog dengak pemakaian huruf K dibelakangnya.
“Nama blognya apa ko?”
“BumiDinasty.com,” ucapku dengan perlahan-lahan.”
“Berkati Bumi Dinasty dot com ya Tuhan. Biar banyak orang yang diberkati.”
Aku terharu. Aku meneteskan air mataku.

*****
“Ko, aku mau pulang saja!”
“Kenapa sayang? Di sinikan enak? Ngga kayak di kos koko.”
“Tapi aku kasihan koko harus berhutang untuk bayar semuanya.”
Diam. Sesak.
“Kamu jangan pikirkan itu ya, sayang. Tuhan pasti cukupkan semuanya.”
Tidak ada pilihan selain meminjam uang dengan Ko Willy dengan jaminan gajiku di potong setengah dari seharusnya aku terima setiap bulan.
Sebatang kara seperti ini tidak bisa berharap pertolongan kepada keluarga. Ah, betapa indahnya kalau masih memiliki keluarga. Teman? Ini Jakarta. Uang ngga jatuh dari pohon kayak daun kering. Siapa yang mau memberikan pinjaman kepadaku tanpa jaminan apa-apa yang bisa disita kalau tidak mampu melunasi hutang yang ada? Memberikan pinjaman ke keluarga sendiri saja masih pakai hitung-hitungan. Kalau mau nyumbang harus di ekspos. Berharap kepada manusia memang sering mengecewakan.
“Kamu harus di rawat di sini supaya cepat sembuh.”
“Ko…. Maafkan aku.”
“Kenapa harus minta maaf?”
“Aku sudah merepotkan koko.”
Aku menggenggam tangannya. “Kamu tidak merepotkan kok. Percayalah! Koko malah senang bisa berkorban buat kamu.”

******

Segala macam usaha telah di coba oleh tim dokter yang menangani Samuel. Sudah dua minggu terakhir ini berbagai obat pun silih berganti dimasukkan ke dalam tubuhnya.
Setiap hari berjam-jam aku menemaninya setelah pulang dari jaga toko. Mengobrol, bergurau atau kadang-kadang berdongeng untuknya.
“Ko, apa artinya meninggal dunia?”
Pertanyaan yang menghentakkan diriku yang lelah dan lapar. HIV sudah memporak-porandakan seluruh sistem pertahanan tubuh Samuel. Infeksi yang tidak terlalu berat pun dapat menimbulkan penyakit yang fatal.

“Artinya, kamu akan suatu tempat yang jauh. Tempat di mana kamu berasal.”
“Perginya sendirian?” tanyanya lemah.
Mataku berkaca-kaca. Namun aku mencoba untuk menahan agar air mata itu tidak jatuh.

“Sendirian. Tapi kamu jangan takut.”
“Kalau aku meninggal dunia, siapa yang akan menemani koko?”
Akhirnya air mataku juga jatuh. Diantara penderitaannya dia masih memikirkanku.

“Aku tahu, koko sering ngga makan biar aku kenyang. Koko sering jalan kaki pulang pergi ke toko biar bisa belikan aku sesuatu setiap hari. Nanti di sana, siapa yang motongin kuku Samuel?” ucapnya sambil meneteskan air matanya.
Aku memeluknya.
“Kamu ngga usah mikirin koko ya, sayang!  Tuhan pasti menjaga koko.”
“Nanti kalau aku sudah besar dan punya uang yang banyak. Aku mau belikan koko sebuah toko. Biar koko ngga usah kerja lagi. Trus belikan koko rumah dan mobil, biar kalau hujan bisa tetap tidur enak dan tidak perlu lagi jalan kaki.”
Mulutku tertutup rapat. Bungkam. Tak ada kata yang bisa melewati kerongkonganku. Di tengah rasa sakitnya, dia masih menyimpan sebuah impian. Bukan keluh kesah karena sakit yang di deranya.

******

Aku membawa sebuah boneka Tazmania kecil untuk Samuel. Samuel yang terbaring lemah memaksakan senyumannya.
“Ko…”
“Kenapa sayang?”
“Besok aku tidak bisa ikut koko natalan di gereja.”
“Ngga apa-apa.”
“Kamu suka ngga bonekanya?”
“Terima… kasih… ya, ko! Bonekanya bagus banget.”
“Maafkan koko ya. Koko ngga bisa belikan kamu boneka yang gede.”
“Ko, aku mau… kasih koko… kado.”
Aku tercengang!
“Aku cuma… bisa kasih lagu buat koko…”
Aku mendekatkan kupingku di wajah Samuel. Suaranya semakin pelan.
“Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak

Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu

Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu

Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya”

Air mataku terus jatuh ketika dengan susah payah dia menyelesaikan lagu tersebut. Meski sudah tidak ada lagi harapan Samuel tetap percaya mujizat itu ada.
“Selamat natal ya ko,” ucapnya dengan sangat pelan.
“Selamat natal juga sayang.”
“Ko…”
“Iya, sayang!”
“Koko bisa nyanyikan aku sebuah lagu…”
Tanpa berpikir panjang aku memenuhi permintaan Samuel. Lagu kegemarannya…

Dalam segala perkara
Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari
Semua yang terpikirkan

Apapun yang Kau perbuat
Tak ada maksud jahat
Sebab itu kulakukan 
Semua dengan-Mu Tuhan

Reff:

Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba, semua yang ku bisa
Tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Tangan kanan Samuel mendekap boneka Tazmanianya sementara tangan kirinya menggengam tanganku.

Genggamannya makin lama makin lembut hingga tak ada lagi nadinya yang berdetak.

“Surga menantimu, pahlawan kecilku,” bisikku dikupingnya yang dingin.

*****
TAMAT
( NANTIKAN NOVELnya yang akan segera diterbitkan. AMIN)

Cerpen ini saya dedikasikan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS), percayalah kalian adalah makluk tuhan yang paling bahagia dan berharga di mata Tuhan dengan keadaan apapun.

“Jauhi virusnya bukan orangnya.”

*Terima kasih untuk semua sahabat yang membaca kisahnya dan yang telah share link kisahnya di twitter, FB dan via bb  :)

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi banyak pembaca.
Twitter :  @BumiDinasty
Facebook : facebook.com/BumiDinastyDotCom

Sahabat dapat menghubungi saya di : bumidinasty@rocketmail.com

Senin, 15 April 2013

Sharing : Mau Investasi ? Doa Dulu...


Shalom Sobat :) 

Setiap kita pasti ingin lebih maju dalam usaha, bisnis dan ingin memiliki kehidupan yang lebih baik, hal ini sangat wajar. Salah satu cara adalah dengan berinvestasi. 

Begitu banyak pilihan investasi yang ditawarkan saat ini dengan beragam resikonya pula, sebut saja diantaranya deposito, asuransi, saham, obligasi, maupun investasi emas yang sedang marak belakangan ini. 

Teman kami menawarkan untuk berinvestasi emas, ia menjelaskan skema investasi dan keuntungan yang bisa diperoleh per bulan. Pertama kali kami harus membeli emas dengan harga 30% lebih mahal dari harga di pasaran. Nanti waktu habis kontrak 3, 6 bulan 30% nya akan dikembalikan lagi. Bahkan keuntungan bisa lebih besar lagi apabila kita berani untuk tidak pegang fisik emasnya sama sekali. 

Hampir setiap hari ia terus menawari kami untuk segera berinvestasi. Dan melihat banyaknya orang yang telah join investasi emas ini juga  seolah-olah menjadi pertimbangan kami bahwa berinvestasi di emas adalah cukup aman. Ada alamat perusahaan, kantor dan pegawai yang jelas yang bisa kami temui. 

Namun, Suami dan saya terbiasa untuk mendiskusikan bersama rencana investasi yang akan kami lakukan. Berangkat dari pengalaman kami lalu, kami pun pernah melakukan kesalahan dalam berinvestasi dan mengalami kerugian. Kami bawa dalam Doa. Kami tanya sama Tuhan, "Tuhan, apakah kami boleh investasi di emas? Kalau memang boleh Tuhan, tolong tunjukkan jalanmu dan berikan kami damai sejahtera dan keyakinan, tapi kalau memang tidak boleh kami mohon tutuplah setiap jalan agar kami jangan sampai melakukan investasi yang salah, karena kami tahu bahwa semua yang ada pada kami adalah milik-Mu, yang Engkau percayakan pada kami untuk dikelola dengan baik."

Kami berdoa berulang kali namun belum mendapatkan jawaban dari Tuhan. Hati kecil saya sebetulnya tidak terlalu sreg dengan investasi ini, mungkin kalau mau cobapun dengan jumlah yang sangat minim dulu. Kami tidak yakin dengan dari mana perusahaan tersebut memperoleh keuntungan untuk bisa kasih kita profit sekian. Apakah tidak gali lubang tutup lubang seperti banyak investasi lainnya. 

Kami terus berdoa, hingga satu malam kami dari luar kota datang ke Jakarta, kami berdoa di Menara Doa Sentul International Convention Center (SICC) sekitar Pk. 22.00 - 23.00. Kami memuji dan menyembah Tuhan disana, kami rasakan Hadirat Tuhan yang begitu luar biasa. 

Pergumulan Pribadi Suara Tuhan dan Hamba Tuhan

Selesai berdoa, ada seorang Hamba Tuhan yang menemui kami di luar ruangan dan menanyakan pergumulan kami. Salah satunya kami cerita bagaimana pendapatnya tentang investasi emas? Ia menjawab, "Ga apa-apa, kenapa tidak, banyak dari rekan kami juga yang berinvestasi emas."

Sepulangnya dari sana, saya tanyakan Suami saya, tadi dapat apa waktu berdoa di SICC? Bolehkah kita investasi di emas? Suami saya berkata, Tuhan bilang jangan. 

Baik kalau Tuhan sudah bilang jangan, kita berdua sepakat bahwa kita tidak akan berinvestasi disana, kita akan taat sama pimpinan Tuhan. 

Tapi mengapa ya koq beda dengan pendapat Hamba Tuhan tadi? Saat itu, kita beranggapan bahwa keputusan Tuhan untuk setiap anak-anakNya belum tentu sama. Mungkin Tuhan ingin kita mempergunakan uang Tuhan di tempat yang lain, atau berinvestasi di bidang yang lain. Makanya Tuhan bilang jangan ke kita. Tapi mungkin bagi orang lain, Tuhan izinkan. 

Hari terus berjalan, sampai bulan Februari - Maret 2013 lalu kami dengar kabar di media massa bahwa beberapa perusahaan investasi emas terkenal di Indonesia mulai tidak membayarkan keuntungan bulanan yang dijanjikan. Kasusnya pun belum selesai sampai saat ini. Ternyata setelah timbul masalah ini, baru kami ketahui banyak rekan kami juga yang telah terlanjur ikut investasi emas, bahkan tidak pegang fisik emas sama sekali, saat ini mereka sedang berharap cemas agar uang mereka dapat kembali. 

Doa Meluputkan Kita Dari Langkah Yang Salah

Betapa kami bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah meluputkan kami dari melakukan investasi yang salah. Kami belajar bahwa Doa adalah kunci.  Ketika kita berdoa, kita mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan mengakui bahwa kita tidak berdaya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita, namun Doa meluputkan langkah kita dari hal-hal yang salah. 

Dengar tidak dengar suara Tuhan saat ini, tetap Berdoa. Bagian kita adalah melibatkan Tuhan dalam segala perkara. Kami percaya, Bapa Surgawi adalah Bapa yang baik yang tidak akan membiarkan anak-anakNya yang ingin hidup berkenan untuk salah jalan. Amsal 3:6, "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."


Kami juga belajar, seorang hamba Tuhan pun bisa salah, untuk itu Tuhan tidak mau kita mengandalkan hamba Tuhan semata. Tuhan mau pertama kali apa-apa selalu tanya / ngomong dulu sama Tuhan. Selanjutnya, Tuhan bisa pakai banyak cara untuk berbicara kepada kita : bicara di hati langsung, bicara melalui Firman, bicara melalui keadaan, bicara melalui Hamba Tuhan, Nabi-Nya, dll. Biasanya Tuhan pun memberikan konfirmasi, 2 Korintus 13 : 1, "Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah."

Berangkat dari kesaksian ini, mari kita selalu berdoa sebelum memulai berinvestasi dan sebelum membuat keputusan apapun. 

Carilah Tuhan, Berdoalah
Tuhan Yesus Memberkati. 

(www.catatankesaksianharian.blogspot.com)






Sharing : Kepiting Super (Cerita Nenek)


Haii... ^^ mo share aja sedikit, waktu hari Minggu saya dan suami telepon ke  Nenek kami yang sudah cukup berumur, 80 tahun lebih, namun masih segar. 

"Hi Nek, gimana kabarnya? Nenek mau ga keluar makan kepiting sama-sama? Kita jemput Nenek sekitar 30 menitan lagi" 

Di ujung telepon terdengar suara riang Nenek menjawab "Boleh, boleh... hayuk aja". 

Wah seneng banget kami denger jawaban Nenek, karena biasanya Nenek belum tentu mau diajak keluar, bilangnya udah ga kepengen apa-apa, lemes kalo keluar dan makan juga sekarang harus yang serba empuk karena susah nelennya. Tapi hari ini beda banget. 

Alhasil berangkatlah kami bersama-sama ke sebuah restoran kepiting yang cukup terkenal di Kelapa Gading. Saat di perjalanan Nenek pun kembali riang dan mengatakan senang sekali diajak keluar makan bersama, sungguh hati kami diliputi perasaan senang yang besar. Kami bersama-sama bersantap disana, dan ajaibnya Nenek begitu riang dan bahkan bisa menghabiskan 1 porsi nasi putihnya, sambil menikmati kepiting perlahan-lahan tapi pasti hahaha.... 

Kami bersyukur sekali untuk hari ini dan mendapatkan pelajaran berharga: 
  • Sayangi dan buatlah orang-orang yang Anda kasihi bahagia selama mereka masih hidup, kita tidak tau umur seseorang, atau bahkan mungkin mereka yang masih muda pun dapat dipanggil Tuhan mendahului orang yang tua. Bila mereka sudah dipanggil Tuhan pulang, mereka tidak akan tahu lagi kalau kita memperhatikan mereka. 
  • Kasih dan perhatian yang tulus tidak hanya membuat orang yang menerimanya saja yang merasa bahagia, tapi juga membahagiakan kita yang memberi.
  • Penyesalan selalu datang terlambat, untuk itu belajarlah dari pengalaman orang lain. Begitu banyak hal di angan-angan yang ingin kita lakukan tapi tertunda karena kesibukan kita sendiri. Untuk itu, selagi masih ada waktu, jangan tunda untuk menunjukkan kasih kepada orang yang kita sayangi. 
^^ Selamat menjalani hidup yang lebih baik, hari-hari yang lebih menyenangkan dan waktu-waktu kebersamaan bersama orang yang terkasih...


(www.catatankesaksianharian.blogspot.com)

Kamis, 04 April 2013

Difitnah !!! Sakit Hati VS Praktek Kasih

Pernah ngalamin rasanya udah berbuat baik berulang-ulang sama seseorang tapi malah dibalas dengan fitnah? Pasti banyak diantara sobat yang pernah juga ngalamin kejadian ga menyenangkan ini kan. Apalagi kalo fitnah itu ternyata datang dari orang yang sehari-hari begitu dekat dengan kita. Rasanya makin dongkol bangettt... 

Ternyata Tuhan pun mengizinkan saya kali ini mengalami hal ini. Kesel?? Sudah pasti. Respon pertama begitu denger fitnah itu = Marah-Marah, Yup bener banget, Tuhan aku spontan marah-marah. Mau ngedamprat orang yang berani nyebarin info ga bener itu = Segera Laksanakan ! Tapi wait... pasti ga akan ada yang mau ngaku, seebeellll !!!!

Ditengah-tengah panas hati itu, siang-siang masuklah sms dari pengurus Gereja, "nanti sore ada pertemuan ya, ada pesan-pesan yang ingin disampaikan Bp. Gembala". Oh no ! Males banget rasanya buat pergi, tapi akhirnya aku paksakan juga berangkat dech.

Huhuhu pas banget Firman yang disampaikan di pertemuan itu, terambil dari 1 Korintus 13:1, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." (00000000 nol besar dong Tuhan....)


1 Korintus 13:3, "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. (iya Tuhan aku merasa udah buat baik ama orang itu, sering kasih ini itu, tapi koq malah dibalesnya ga enak)


1 Korintus 13:4-7, "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Hatiku terenyuh, Tuhan maafkan aku... Meskipun Firman-Mu ini sudah akrab di telingaku, berulang kali sudah pernah kudengar, namun Tuhan kali ini aku berterima kasih karena Engkau memberiku pengalaman secara pribadi. 

Engkau Tuhan yang  menyelidiki hati dan batin manusia, Engkau juga Bapa yang begitu mengasihiku sebagai anak-Mu, Engkau ga akan membiarkan aku berjalan di jalan yang salah dan memiliki motivasi hati yang tidak benar, Engkau yang meluruskanku Tuhan. 

Ternyata aku disadarkan, seperti Tuhan bertanya ke dalam hatiku, "Apa motivasimu berbuat baik kepada orang lain selama ini?" Aku pengen menyenangkan hati Tuhan, jawabku. "Betulkah selain itu tidak ada motivasi yang lain?" Mmm ya Tuhan setidaknya kalo aku udah berbuat baik ke orang lain, aku berharap mereka juga akan baik kepadaku. "Nah itu dia letak kesalahanmu". Gleek aku tersadar.

Apa teladan yang Tuhan Yesus berikan? Ia lahir ke dunia untuk menebus dosa manusia, karena hanya Ia Anak Allah yang sanggup melakukannya. Selama hidupnya, Ia membuat banyak mujizat, menyembuhkan orang sakit, melepaskan yang terikat, terus menerus memberi kasih dan berbuat baik kepada semua orang. Namun, Imam-Iman Kepala dan Ahli Farisi yang tidak menyukai-Nya membuat persekongkolan jahat dan menghasut orang banyak untuk menyalibkan Tuhan Yesus. Meski sudah rencana Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib, namun secara daging, Tuhan Yesus sanggup apabila Ia mau membalas semua orang yang telah berlaku tidak baik kepada-Nya. Tapi, Tuhan Yesus memilih diam, "Lukas 23:34, Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Lukas 6:33, 35, "Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian." Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat."

Oh Tuhan, betapa lembut hati-Mu, apa yang aku alami tidak ada apa-apanya sedikitpun dibandingkan dengan-Mu. Ampuniku Tuhan atas segala panas hatiku, aku mau belajar untuk mengasihi dengan tulus seperti-Mu. Untuk mengasihi orang lain karena Engkau telah terlebih dahulu mengasihiku. Mampukanku Tuhan, terima kasih untuk pelajaran berharga yang telah Engkau berikan untukku :) I Love You Full......Lord Jesus !!!

-----

Nah kebetulan saya baca artikel ini di Warta Sepekan GBI Sukawarna, 31 Maret 2013. Isinya cocok dengan topik ini :)


Kondisi yang ada adalah masih banyak orang Kristen ragu-ragu untuk memberi kepada orang miskin, mereka lebih suka memberi kepada orang kaya atau pejabat karena berharap "sesuatu" dari manusia. 

Ketahuilah bahwa berharap kepada manusia bisa mengecewakan namun berharap kepada Tuhan tidak akan pernah mengecewakan, Tuhan tidak pernah berhutang, terbukti bahwa Firman-Nya menyatakan: "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17)

Yang pasti kita harus memberi dengan sukacita sebagai bukti kita mengasihi Tuhan dan sesama. Maka kita akan mengalami 2 Korintus 9:7-8: "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."

----

God Bless You :)

(www.catatankesaksianharian.blogspot.com)


Selasa, 02 April 2013

Pergumulan Menghadapi Kehilangan Orang Terkasih





Kehilangan seseorang yang begitu kita cintai (suami, istri, orangtua, anak, 
sahabat) bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak memori indah yang telah 
dihabiskan bersama, atau mungkin juga timbul penyesalan di hati kita 
karena ada hal-hal yang belum sempat kita lakukan ketika mereka masih 
ada. Namun, Tuhan tidak ingin kita berlarut-larut dalam kesedihan... 

Kamis, 21 Maret 2013 kemarin, Tuhan Yesus baru saja memanggil ayah saya, 
setelah bergumul 1 minggu di ICU dengan penyakit asma diabetes dan 
komplikasi multi organ, Papa dipanggil pulang. Puji Tuhan kami sekeluarga 
sangat bersyukur karena Papa dipanggil saat Papa telah melakukan 
pemberesan-pemberesan dan pertobatan secara pribadi dengan Tuhan. 

Secara rohani kami sangat bersukacita, karena kami yakin setiap orang yang 
meninggal di dalam Tuhan Yesus akan memperoleh kehidupan kekal 
bersama-Nya di Surga. Namun, secara jiwa (pikiran, perasaan) hati kami 
merasakan kesedihan yang dalam. Namun, Tuhan Yesus tidak pernah 
meninggalkan kami. 

Selama Papa di ICU, kami beserta keluarga besar, rekan-rekan Gereja 
semua mendoakan yang terbaik untuk Papa, dan Tuhan Yesus memberikan 
beberapa ayat Firman untuk menguatkan kami. Berikut adalah ayat-ayat 
tersebut, saya berharap Firman Tuhan ini juga dapat memberikan kekuatan 
bagi Anda yang sedang bergumul menghadapi kehilangan orang yang 
sangat Anda sayangi : 

1. Mazmur 116:15, "Berharga di mata TUHAN kematian semua orang  
    yang dikasihi-Nya."

                                    

2. Yesaya 55:8, ”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan 
    jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti 
    tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu 
    dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

    (Tuhan paling tau yang terbaik. Rancangan kita sebagai manusia adalah  
    berusaha memberikan semua pengobatan yang terbaik untuk Papa,
    dengan harapan Papa akan sembuh lagi dan kita bisa menikmati lebih  
    banyak waktu dengan Papa. Namun, rancangan Tuhan berbeda, dan 
    rancangan-Nya selalu membawa kebaikan, Tuhan memanggil Papa pulang 
    untuk menikmati hidup kekal bersama Tuhan). 

3. (Firman Tuhan 2 hari sebelum Papa dipanggil pulang) Mazmur 33:18-22, 
    ”Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan 
    Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk 
    melepaskan jiwa mereka dari pada maut... Jiwa kita menanti-nantikan  
    TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita 
    bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. Kasih 
    setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap 
    kepada-Mu."

    (Tuhan berjanji melepaskan jiwa Papa dari pada maut---kebinasaan, 
    kematian penghukuman kekal bagi mereka yang hidup di luar Tuhan 
    Yesus. Tubuh akan kembali menjadi debu dan tanah. Roh manusia akan 
    kembali kepada Sang Pencipta. Namun jiwa lah yang akan berada di 
    Firdaus atau Hades, di Surga atau Neraka). 

4. (Firman Tuhan 10 jam sebelum Papa dipanggil pulang) Yesaya 51:11, 
     ”Maka orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk 
    ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; 
    kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, duka dan keluh akan 
    menjauh."

    Mazmur 84:8,  "Mereka berjalan  makin  lama  makin  kuat,  hendak   
    menghadap Allah di Sion."

   (Tuhan membebaskan orang-orang yang dikasihi-Nya dari segala duka dan
   keluh, penderitaan sakit penyakit, kesusahan, dan menggantinya dengan
   sorak sorai, sukacita abadi dan kegirangan meliputi mereka). Betapa Tuhan 
   Yesus sangat baik.

5. Yesaya 51:12, "Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah 
    engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati"

  (Tuhan sendirilah yang menjadi penghibur kita, Tuhan begitu mengasihi kita 
  dan tidak ingin kita berlarut dalam kesedihan, kita dapat menceritakan 
  segala isi hati kita sama Tuhan dan mohon kekuatan-Nya untuk melewati 
  hal ini. Setiap manusia akan tiba saatnya untuk dipanggil Tuhan pulang, 
  yang menentukan adalah kehidupan seperti apa yang kita jalani pada saat 
  Tuhan masih memberikan waktu kepada kita). 

6. 2 Tawarikh 16:9, ”Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk 
    melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati 
    terhadap Dia.” 
    
    (Mintalah kekuatan dari Tuhan bila kita tidak mampu dengan kekuatan 
    sendiri untuk menerima kehilangan orang yang kita cintai).




LAGU : 

S’MUA BAIK

Dari semula t’lah Kau tetapkan Hidupku dalam tanganMu
Dalam rencanaMu Tuhan
Rencana indah t’lah Kau siapkan Bagi masa depanku
Yang penuh harapan

REFF : 
S’mua baik, s’mua baik
Apa yang t’lah Kau perbuat
di dalam hidupku
S’mua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku berarti

Tuhan Yesus Memberkati. 

(www.catatankesaksianharian.blogspot.com)


Baca Juga : 
Firman Penghiburan (Menghadapi Kehilangan Orang Terkasih)